Senin, 23 Januari 2012

ANALISIS BOD & COD

ANALISIS BOD (BIOCHEMICAL OXYGEN DEMAND) & COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) 1. Lokasi dan Titik Pengambilan Sampel. Pengambilan sampel air dilakukan di 3 lokasi, yaitu daerah hulu, tengah dan hilir. Masing-masing lokasi diambil pada titik kedalaman air berdasarkan besarnya debit air sungai (Standar Nasional Indonesia Bidang Kualitas Air, 1990). Debit sungai diukur dengan menggunakan alat Current Meter. Jika debit air <150 m3/detik maka sampel air diambil 0,5 x kedalaman sungai, tetapi jika debit air ≥ 150 m3/detik maka sampel air dapat diambil pada 0,2 x kedalaman sungai diukur dari permukaan sungai (Siradz, 2008). 2. Prosedur Pengambilan Sampel Menurut Alfiah (2009), pengambilan sampel air harus dilakukan dengan memperhatikan prosedur sebagai berikut:  Cuci wadah dengan air yang akan diambil  Isi penuh wadah dengan air (mencegah terperangkapnya oksigen)  Pada air mengalir, ambil sampel dari arah hulu  Pada keran/ katup/ valve, biarkan air mengalir selama 1 menit, baru sampel diambil. 3. Pengambilan dan Penyimpanan Sampel Analisis BOD dan COD Sampel diambil dengan menggunakan water sampler yang terbuat dari bahan gelas atau logam. Water sampler dimasukkan ke dalam air sungai secara vertikal. Setelah semua water sampler berada di dalam air, tutup water sampler dengan messenger, dan angkat ke atas (Gambar 3.1). Gambar 3.1 Pengambilan sampel air Botol BOD diisi dengan contoh air melalui selang plastik atau karet dimana pengisian botol BOD dibiarkan sampai meluap. Diangkat selang pelan-pelan dimana air tetap mengalir dan ditutup botol BOD pelan-pelan. Botol BOD segera dimasukkan ke dalam air es dengan suhu maksimal 4oC dan dihindarkan dari cahaya matahari. Setelah sampai ke laboratorium, air contoh segera dimasukkan ke dalam freezer. 4. Cara Analisa / Metode Analisis COD dan BOD pada Limbah Cair a) BOD (Biochemical Oxygen Demand) Biochemical Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, apabila suatu badan air dicemari oleh zat oragnik, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan dapat menimbulkan bau busuk pada air tersebut. Beberapa zat organik maupun anorganik dapat bersifat racun misalnya sianida, tembaga, dan sebagainya, sehingga harus dikurangi sampai batas yang diinginkan. Berkurangnya oksigen selama biooksidasi ini sebenarnya selain digunakan untuk oksidasi bahan organik, juga digunakan dalam proses sintesa sel serta oksidasi sel dari mikroorganisme. Oleh karena itu uji BOD ini tidak dapat digunakan untuk mengukur jumlah bahan-bahan organik yang sebenarnya terdapat di dalam air, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah konsumsi oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi bahan organic tersebut. Semakin banyak oksigen yang dikonsumsi, maka semakin banyak pula kandungan bahan-bahan organik di dalamnya. Oksigen yang dikonsumsi dalam uji BOD ini dapat diketahui dengan menginkubasikan contoh air pada suhu 200C selama lima hari. Untuk memecahkan bahan-bahan organik tersebut secara sempurna pada suhu 20 0C sebenarnya dibutuhkan waktu lebih dari 20 hari, tetapi untuk prasktisnya diambil waktu lima hari sebagai standar. Inkubasi selama lima hari tersebut hanya dapat mengukur kira-kira 68 persen dari total BOD. Terdapat pembatasan BOD yang penting sebagai petunjuk dari pencemaran organik. Apabila ion logam yang beracun terdapat dalam sampel maka aktivitas bakteri akan terhambat sehingga nilai BOD menjadi lebih rendah dari yang semestinya (Mahida, 1981). Pada Tabel di bawah. dapat dilihat waktu yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik di dalam air. Pengujian BOD menggunakan metode Winkler-Alkali iodida azida, adalah penetapan BOD yang dilakukan dengan cara mengukur berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam sampel yang disimpan dalam botol tertutup rapat, diinkubasi selama 5 hari pada temperatur kamar, dalam metode Winkler digunakan larutan pengencer MgSO4, FeCl3, CaCl2 dan buffer fosfat. Kemudian dilanjutkan dengan metode Alkali iodida azida yaitu dengan cara titrasi, dalam penetapan kadar oksigen terlarut digunakan pereaksi MnSO4, H2SO4, dan alkali iodida azida. Sampel dititrasi dengan natrium thiosulfat memakai indikator amilum (Alaerts dan Santika, 1984). Waktu yang dibutuhkan untuk mengoksdasi bahan–bahan organic pada suhu 200C. b) COD (Chemical Oxygen Demand) COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam satu liter sampel air, dimana pengoksidanya adalah K2Cr2O7 atau KMnO4. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air. Sebagian besar zat organik melalui tes COD ini dioksidasi oleh K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih optimum, Perak sulfat (Ag2SO4) ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi. Sedangkan merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida yang pada umumnya ada di dalam air buangan. Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organik habis teroksidasi maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluks. K2Cr2O7 yang tersisa menentukan berapa besar oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium sulfat (FAS). Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut. Indikator ferroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu disaat warna hijau biru larutan berubah menjadi coklat merah. Sisa K2Cr2O7 dalam larutan blanko adalah K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organik yang dioksidasi oleh K2Cr2O7. 5. Cara Perhitungan COD dan BOD a. Menghitung BOD b. Menghitung COD Menghitung penurunan BOD dan COD limbah setelah selesai perlakuan 6. Daftar Pustaka Siradz, S.A., dkk. 2008. Kualitas Air Sungai Code, Winongo dan Gajahwong Daerah Istimewa Yoyakarta. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 8, No. 2 (2008) p: 121-125. Alfiah, T. 2009. Sampling Air. http://tatyalfiah.files.wordpress.com; diakses pada tanggal 14 Januari 2012. Moeljadie, 2011. Cara Analisa / Metode Analisis COD dan BOD pada Limbah Cair. http://moeljadie.blogspot.com/2011/04/cara-analisa-metode-analisis-cod-dan.html; diakses pada tanggal 14 Januari 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar Anda sebagai sarana berbagi